Be There Or Be Damned

Bukan berniat kasar atau mengajari bahasa kasar yang kalau di radio atau TV langsung di ditutup dengan bunyi ”TUT..TUT”…Be there or Be Damned adalah salah satu sub judul dari tetralogi novel “Laskar Pelangi – Andre Hirata” yang berkisah tentang sekelompok anak-anak yang berasal dari P. Belitong. Dalam sub judul ini diceritakan bagaimana salah satu anak tersebut yang bernama Mahar sedang tergila-gila dengan perdukunan, dan melalui perdukunannya itu dia berkenalan dengan seorang perempuan bernama Flo yang akhirnya mereka mendirikan perkumpulan bagi orang-orang yang senang dengan hal-hal metafisika. Walaupun sang ibunda Guru, ibu Sum, sudah mengancam mahar agar segera kembali ke “jalan yang lurus” yang sesuai akidah agama, dan jika tidak, maka dia tidak akan disertakan dalam ujian Ebtanas.
Buku ini, menurut saya adalah bacaan ringan yang lucu dan menghibur tapi penuh dengan ajaran – ajaran kehidupan. Buku ini adalah buku kesekian yang sudah saya baca. Perkenalan saya dengan buku pertama kali adalah dengan majalah Donal Bebek, Bobo dan Hai (tahun 1977) dan semua koleksi tersebut masih disimpan oleh Ibu tercinta di dalam peti di jogja sana. Selanjutnya saya mulai mengenal komik dengan jagoan-jagoan khas Indonesia Gundala, Godam dan lain-lain, yang hanya boleh dibaca saat liburan sekolah (soalnya kalau tidak di tahan-tahan, bisa-bisa buku pelajaran ngga tersentuh). Kemudian buku novel fiksi yang pertama saya baca adalah “Manusia Harimau – SB Chandra” (akhirnya saya bisa beli buku ini semuanya setelah saya kerja) dan buku tentang agama yang saya baca pertama kali adalah “Siksa Kubur- Al ghozali” (Ibu saya memberi ini supaya anaknya rajin sholat kali ya?), Nah mulai sejak itulah kecintaan saya kepada buku dan aktifitasnya yang disebut membaca mulai tumbuh, sampai sekarang kebiasaan itu masih terus coba saya pupuk dengan membaca apa saja tanpa mencoba membatasinya, (akhir-akhir ini malah saya lagi keranjingan baca buku sejarah nusantara yang diolah lagi menjadi novel Pop, seperti Seri GajahMada, Ken Arok, ternyata lewat sedikit perubahan pada cara penyampaian yang sedikit nge-pop, pelajaran—pelajaran sejarah yang dahulu sangat sulit kita hapal tokoh-tokohnya menjadi gampang tuh). Belakangan setelah saya berkeluarga dan memiliki anak, kebiasaan itu mulai saya tularkan kepada mereka, Sampai-sampai saya bilang dengan mereka “kalau beli buku boleh, tapi kalau beli mainan minta aja dengan kakeknya sana!”

Sekarang setelah saya dewasa, saya berterima kasih kepada lingkungan yang sudah memperkenalkan saya dengan salah satu aktifitas ini, sangat terasa manfaatnya untuk pribadi maupun untuk lingkungan kerja. Entah apa jadinya kalau saya tidak diperkenalkan dengan apa yang disebut jendela dunia ini, mungkin saya tidak pernah tahu bagaimana kehidupan di dasar laut terdalam dengan ikan-ikan buta, yang dapat dengan cepat memakan ikan yang lewat di depannya atau kehidupan masa lalu yang digambarkan dan diceritakan kembali melalui fosil-fosil yang ditemukan atau mungkin juga tempat–tempat indah lainnya yang belum tentu dapat kita datangi secara langsung, akan tetapi digambarkan oleh Herge dengan begitu detail dan indahnya dalam komik Tintin. Jadi bagi saya buku selain jendela dunia juga sebagai mesin waktu yang dapat kemana saja membawa kita sesuai dengan kehendak kita.
Nah, jadi mulai sekarang, tidak ada salahnya khan kalau kita mulai membiasakan diri untuk membaca, apa saja yang dapat kita baca dan nantikan sensasi ingin tambah dan ingin tambah lagi, dan siap-siap setiap minggu mendatangi toko buku untuk memenuhi hasrat membacanya.
Be There or Be Damned….mungkin dapat kita tambahkan Be There to read book or U will be Damned by Time
by : Mokami

0 comments:

Post a Comment